Senin, 23 Februari 2015

Liburan Di Anak Krakatau



Terletak di antara pulau Jawa dan pulau Sumatra membuat (anak) Gunung Krakatau mudah sekali untuk diakses dari beberapa wilayah. Untuk datang ke Anak Gunung Krakatau, wisatawan akan dimudahkan dengan berbagai fasilitas yang ada.
Rute yang ditempuh
Ada dua rute perjalanan yang bisa Wisatawan gunakan untuk menuju tempat wisata Gunung Krakatau;
  1. Dari Lampung, menggunakan bus jurusan Kali, Lampung Selatan. Kemudian berlanjut ke Desa Canti. Jika dari Bakauheni, ada bus jurusan Kali. Dari dermaga Desa Canti, sejumlah perahu motor nelayan bisa disewa untuk mengunjungi Gunung Krakatau dengan waktu tempuh 2,5 jam.
  2. Melalui Pantai Anyer, Pantai Carita, dan Pantai Tanjung Lesung. Dari ketiga pantai ini rata-rata ditempuh selama 3 jam dengan speed boat.
Dengan ragam jalur seperti ini maka wisatawan bisa dengan mudah datang ke Anak Gunung Krakatau. Tidak hanya itu jika wisatawan datang dari arah Jakarta, ditawarkan pula transportasi yang lebih lengkap dengan rincian sebagai berikut;
  1. Kalideres – Pelabuhan Merak (ekonomi) ± Rp 20.000,00. Lama perjalanan sekitar 1.5 jam
  2. Feri penyebarangan Merak – Bakahueni (ekonomi) ± Rp15.000,00
  3. Bakahueni – pelabuhan Tanjung Bom sekitar 2  jam, sewa kendaraan umum ± Rp150.000,00/mobil .
  4. Kapal kayu Pelabuhan Tanjung Bom – Pulau Sabesi (sebagai tempat singgah dan  menginap) sekitar 2 jam, biaya sewa perahu untuk trip selama di Krakatau sekitar ± Rp 2.000.000,00 (2 hari 1 Malam) yang bisa terisi hingga 30 penumpang. (harga sewa kapal sangat tergantung dengan rute, lama perjalanan, kapasitas kapal, dan keahlian tawar menawar).
  5. Kapal kayu Pulau Sabesi – (Pulau) Krakatau sekitar 2 jam. Penginapan di Pulau Sabesi sekitar ± Rp 400.000,00 yang bisa menampung sekitar 20-30 orang.
  6. Sewa Ranger di Krakatau sekitar ± Rp 50.000,00.
*Rincian Biaya tersebut di atas adalah perhitungan pada tahun 2013.
Tips dan Trik

Perlu kehati-hatian untuk datang ke Gunung Krakatau. Karena secara alami gunung ini masih dalam keadaan aktif yang bisa saja secara tiba-tiba bergetar atau terdengar menggemuruh. Hal ini dikenal dengan batukan gunung merapi. Belum lagi jika sudah sampai di Krakatau, wisatawan bisa mendaki gunung tersebut hingga dapat menyaksikan bekas lelehan dari letusannya. Jalur pendakian Gunung Krakatau bukanlah jalur pendakian yang mudah. Wisatawan harus menghadapi kondisi tanah yang miring berpasir, dan sesekali udara yang  tidak bersahabat. Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki mencapai puncak sekitar 30-45 menit.
Selain menyaksikan kawasan Krakatau, wisatawan yang ingin menikmati keindahan lainnya dapat memancing di kaki Gunung Krakatau. Gunung Krakatau sudah satu abad lebih tidak aktif dan dihuni berbagai jenis ikan. Air lautnya yang masih bersih dan jernih sangat mendukung aktivitas wisatwan untuk berenang atau snorkelingdi Gunung Krakatau.
Saat menyelam, banyak pesona dan kehidupan biota bawah laut yang dapat menyihir penyelam. Ragam terumbu karang yang indah penuh warna serta aneka jenis ikan yang berenang secara bergerombol. Bila beruntung, penyelam bisa menemui spesies fauna laut yang cantik dan lucu dengan warna merah berpadu garis putih, yakni ikan badut si Nemo (amphiprionocellaris).

Ikan Badut si “Nemo” ini biasanya hidup di antara karang-karang beracun dan tidak lari ketika didekati penyelam. Penyelam juga bisa menikmati indahnya pemandangan laut bekas patahan yang berlekuk-lekuk(drop off). Pada kedalaman 200 meter, terkadang penyelam bisa menemui fenomena alam berupa gelembung gas metan. Di bawah laut,banyak ditemui biota laut yang langka sehingga menghadirkan tantangan seru bagi penyelam.
Tentu saja berkunjung ketempat ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Beberapa pilihan untuk tempat penginapan pun disediakan di kawasan ini. Penginapan terdekat terletak di Pulau Sibesi. Penginapan di sini sangat sederhana, terdapat beberapa kamar yang di dalamnya seperti barak. Satu kamar bisa menampung 8 orang. Air bersih tersedia secukupnya. Makanan untuk tamu disediakan oleh pihak penginapan dengan biaya lumayan murah untuk sekali makan.
Di sini tidak ada tiket masuk, yang ada hanya “biaya sewa” ranger di Krakatau sebesar Rp 50.000,-. Ataupun jika wisatawan yang datang adalah seorang petualang maka mereka bisa datang ke kawasan wisata sepanjang pantai barat Banten; Pantai Anyer, Pantai Carita, dan Pantai Tanjung Lesung untuk melakukan camping ground. Namun, apabila wisatawan ingin penginapan dengan fasilitas yang lebih lengkap maka di kawasan tersebut telah disediakan beberapa home stay, resort, wisma,villa, dan hotel dengan berbagai tipe sesuai selera dan isi kantong Anda.
Fasilitas yang disediakan sudah terhitung cukup lengkap dan terjamin, sehingga wisatawan lokal maupun mancanegara tidak perlu ragu untuk datang ke Gunung Krakatau. Namun, ada beberapa catatan yang perlu diwaspadai oleh wisatawan; bahwa jika ingin datang berkunjung maka bawalah perbekalan yang secukupnya. Karena selain kondisi medan tempuh yang cukup menantang, juga tidak ada warung atau tempat yang menjual makanan di Gunung Krakatau.
Selain itu wisatawan pun seharusnya menyiapkan mental dan kondisi tubuh yang baik, serta datang berkunjung pada waktu yang sudah diperhitungkan sekitar April-September dan bukan di bulan yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hal ini diperhitungkan mengingat ombak laut dan angin yang bisa membahayakan. Tidak hanya itu, pengunjung disarankan pula untuk turun dari Gunung Krakatau sebelum pukul 15.00. Karena di waktu setelah itu pengunjung akan disulitkan dengan angin yang kencang, cahaya yang kurang, dan ombak sore atau malam yang berbahaya. Informasi tentang keadaan dan kondisi Anak Gunung Krakatau juga patut anda dapatkan sebelumnya.

sumber : http://www.wacananusantara.org/informasi-berwisata-ke-anak-gunung-krakatau/

Info Gunung Krakata



Krakatau (813 mdpl), -english Krakatoa adalah sebuah kepulauan vulkanik yang masih aktif hingga saat ini. Sejarah letusan yang pernah terjadi pada tahun 1883 tercatat dalam Guinees Book of Record sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam sejarah, dan menurut catatan para peneliti, bersama ledakan Gunung Tambora (1815), Krakatau mencatatkan Nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. Berada di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, Krakatau sudah menjadi milik dunia karena setidaknya terdapat tiga judul filem yang diciptakan oleh para sineas dunia barat untuk menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi pada Gunung berapi itu.

Sekilas Sejarah Gunung Krakatau

Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.
Satu-satunya kesaksian tentang kedahsyatan dan dampak dari letusan Gunung Krakatau ditulis dengan Judul Syair Lampung Karam. Tetapi pada edisi-edisi berikutnya terdapat variasi pada judul tersebut. Dan syair itu ditulis oleh seorang pribumi dengan nama Mohammad Saleh.

Musim Kemarau, adalah saat yang tepat untuk menikmatinya





Krakatau menempati jajaran Tujuh Keajaiban dari Banten (Seven Wonders of Banten), bersama dengan Ujung Kulon, Sunset di Selat Sunda, P. Sanghyang, P. Sebesi, Suku Baduy, dan Situs Arkeologi Banten Lama. Menuju Gunung Krakatau sangat tepat jika memilih musim kemarau untuk menikmati keindahan gunung dan pesonanya.

Memilih bulan antara Mei hingga September, saat matahari jauh dari awan mendung, cuaca bersih cemerlang dan yang lebih penting lagi gelombang serta arus laut tidak begitu bergelora. Situasi gelombang menjadi perhitungan utama karena menuju lokasi ini harus menyewa kapal, sehingga sebaiknya anda juga bisa berenang. Kemampuan berenang bukan saja untuk menghadapi situasi darurat tapi juga memungkinkan untuk melakukan aktifitas dan berbagai kegiatan rekreasi alam lainnya. Selam, renang, snorkling bisa dilakukan sambil menikmati matahari terbenam.

Petualangan di Gunung Berapi ini bisa Anda mulai dengan mendirikan tenda di kaki gunung Anak Krakatau atau biasa pula dikenal dan disebut pulau Rakata. Dari titik ini Anda bisa mulai dengan beraktifitas dengan Air Laut seperti berenang, menyelam atau snorkeling. Sedangkan untuk aktifitas kering (darat), Anda bisa melakukan tracking mengelilingi pulau Rakata, atau juga jika menyempatkan untuk repot membawa sepeda gunung, aktifitas darat anda akan lebih ceria dengan keringat.



Untuk aktifitas tracking, sebaiknya tidak dilakukan sampai melewati matahari terbenam. Ini semata untuk menghindari air pasang sehingga Anda tidak terjebak di suatu tempat dan tidak bisa kembali ke tempat Anda mendirikan tenda. Karena sangat berbahaya, bila Anda memilih acara pendakian menuju puncak Krakatau, Anda perlu mengantongi Ijin Khusus dari Dirjen Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA), Departemen Kehutanan, supaya bisa mendapatkan pendamping (guide) dan penunjuk jalan yang bisa diandalkan dan mengenal medan.


Menuju Gunung Krakatau


Letusan Kecil Gunung Krakatau, Sejarah dahsyat tentang Letusan Krakatau yang terungkap melalui Syair Lampung Karam
Secara administratif, pulau bergunung api di Selat Sunda ini sebenarnya masuk dalam wilayah Provinsi Lampung. Sekarang, Anak Krakatau telah mencapai ketinggian 200 meter di atas permukaan laut dengan diameter 2 km. Untuk mengunjunginya Anda bisa berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priuk dengan naik Jet-Foil atau Kapal Phinisi Nusantara. Jalur kedua adalah dari Pelabuhan Labuan, Banten. Dari sini Anda dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang berkapasitas antara 5 sampai 20 orang.



Jalur ketiga bisa ditempuh melalui Pelabuhan Canti, Kalianda-Lampung. Di pelabuhan ini Anda juga dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang akan menempuh Krakatau melalui P. Sebuku dan P. Sebesi. Pada bulan Juli saat Pemda Provinsi Lampung menggelar Festival Krakatau, Anda bahkan bisa ikut menyeberang ke pulau itu.

Sedang dari kawasan Anyer dan Carita, sejumlah hotel juga punya paket mengunjungi Krakatau. Silakan pilih cara sesuai kemampuan.

sumber : http://www.khatulistiwa.info/2011/10/gunung-krakatau.html